Mari Kita Mulai

Minggu, 21 Maret 2010

program semester

DEPARTEMEN AGAMA
MTs. Darul Al- Muhajirin
Alamat : Jalan Kp. Babakan Waru Desa Pabuaran Kec. Sukamakmur

PROGRAM SEMESTER 1 ( SATU )
TAHUN AJARAN 2009-2010























SEKOLAH : MTs. Darul AL- Muhajirin
KECAMATAN : SUKAMAKMUR
KABUPATEN : BOGOR
PROVINSI : JAWA BARAT











KATA PENGANTAR

Kegiatan Semester merupakan kegiatan untuk menguji kemampuan siswa seberapa jauh mereka dapat menyerap pembelajaran yang telah di sajikan dan dapat mempersiapkan diri pada jenjang pembelajaran pada semester selanjutnya.
Pada kegiatan semester ini membutuhkan program kerja sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan,hingga mencapai sasaran, Program kerja ini di susun dengan harapan dapat membantu
Kelancaran,ketertiban, dan keberhasilan yang lebih baik.

Puji dan syukur kepadaa Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat serta rahmatnya, panitia dapat melaksanaakan kegiataan semester tahun ajaran 2009-2010. Kami ucapkan terima kash kepada rekan panitia yang telah banyak bahu- membahu membantu menyelesaikan program kerja ini hingga selesai. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Atas Arahan dan bimbingannya.
2. Kepala Dinas Tingkat Provinsi Jawa Barat
3. Kepala Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten Bogor
4. Kepalaa Sekolah SDN Pabuaran 02, Atas arahan serta bimbingannya.

Meyakini sepenuhnya bahwa penyusunan program kerja ini terdapat kekurangan. Maka kami mengharap kritikan serta saran bagi perbaikan program kerja yang akan datang.

Semoga Allah S.w.t selalu menyertai kita dan melindungi kita, Amiin.


Pabuaran, 14 Desember 2009
Panitia semester
Mts. Darul AL- Muhajirin
Tahun Ajaran 2009-2010






















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………. 1
1.2 Dasar Hukum …………………………………………. 1
1.3 Maksud Dan Tujuan …………………………………………. 1
1.4 Tujuan Umum …………………………………………. 1
1.5 Tujuan Khusus …………………………………………. 2

BAB II PENORGANISASIAN

2.1 Struktur Panitia …………………………………………. 3
2.2 Struktur Organisasi …………………………………………. 3
2.3 Rincian Tugas Panitia …………………………………………. 4

BAB III PENYELENGGARAAN

3.1 Tahap Persiapan ………………………………………… 5
3.2 Tahap Pelaksanaan ………………………………………… 6
3.3 Tahap Penilaian ………………………………………… 7

BAB IV ANGGARAN BIAYA KEGIATAN SEMESTER …………………… 8


BAB V PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………… 9
Saran ………………………………………… 10

LAMPIRAN


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Setiap kegiatan atau aktivitas perlu di ukur target keberhasilannya untuk mengukur suatu kegiatan salah satu tolak ukurnya adalah program kerja yang telah di susun sebelumnya. Jika kegiatan itu sesuai dengan program kerja, maka dapat di katakana program kerja itu berhasil, Tetapi jika sebaliknya maka tidak berhasil.
Program kerja ini salah satu tolak ukur, berhasil tidaknya kegiatan pelaksanaan semester Tahun Pelajaran 2009-2010. Telah di ketahui bersama bahwa suksenya suatu kegiatan perlu di dukung oleh administrasi yang baik serta adaanya sarana dan pra sarana penunjang yang memadai. Disamping itu, peranan semua pihak yang terkait sangat menentukan. Mudah-mudahan dengan di susunnya program kerja ini, semua ppihak yang terkait dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam organisasi paanitia semester tahun pelajaran 2009-2010.


1.2 Dasar Hukum

Dasar Hukum untuk melaksanakan skegiatan semester tahun pelajaran 2009-2010 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
2. Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang system penilaian
3. Permendiknas No. 5 tahun 2007 mengganti permendiknas No. 2 tahun 2007 tentang ujian sekolah
4. Keputusan BNSP No. 984 / BNSP / XI / 2007 tentang pos ujian


1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum
 Mensukseskan penelenggaraan ujian semester tahun pelajaran 2009-2010, Khususnya di lingkungan sekolah penyelenggara, Umumnya di rayon bogor provinsi Jawa Barat.
 Menyelesaikan program kurikulum tahun pelajaran 2009-2010, Melaksanakan kegiatan berkala untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama semester satu berlangsung
 Menentukan target kurikulum dan nilai semester pusat tahun 2009-2010.

1.3..2 Tujuan Khusus
Khusus dalam kegiatan ujian semester dan ujian praktik di lingkungan
MTs. Darul AL-Muhajirin ada beberapa hal yang hendak menjadi target atau tujuan yang hendak dicapai yaitu :

 Memacu tercapainya pedoman kurikulum
 Memacu proses belajar mengajar agar di laksanakan berdasarkan kurikulum dan kelengkapan lainnya.
 Memppercepat peningkatan pemerataan pendidikan dasar
 Standarisasi mutu pendidikan secara nasional.





BAB II
PENORGANISASIAN

A. PENGORGANISASIAN PANITIA UJIAN SEMESTER GANJIL

2.1 Struktur Panitia
Untuk mencapai tujuan agar pengorganisasian kegiatan dapat berjalan dengan baik, Maka di susunlah pengorganisasian panitia ujian semester ganjil tahun pelajaran 2009-2010. sebagai berikut :

Susunan Panitia Ujian Semester Ganjil tahun pelajaran 2009-2010
Pembina : ABDUL KODIR
Ketua Penyelenggara : RUKMAN ILI, S.pd
Sekretaris : MAMAT RAHMAT
Bendahara : KHOERUDIN
Anggota 1 :YUSUP TAOZIRI
Anggota 2 :AGUS SUTANTO
Anggota 3 :SYARIFUDIN


2.2 STRUKTUR ORGANISASI




2.3 Rincian Tugas Panitia

 Ketua
o Sebagai kordinator umum, meliputi persiapan, pelaksanaan,pelaporan dan penyelesaian ujian semester di lingkungan sekolah penyelenggara.
o Kordinator dalam setiap penyelesaian masalah
o Sumber manajemen dan supervisor
o Sebagai pengambil keputusan sesuai dengan peraturan yang berlaku
o Memimpin rapat verifikasi
o Mengevaluasi dan mempertanggung jawabkan keuangan
o Pembubaran panitia


 Sekretaris
o Membuat program kerja dari tahap awal sampai tahap akhir
o Mengatur surat menyurat dan kearsipan
o Membuat laporan lengkap
o Menyusun Daftar pengawas
o Membuat tata tertib pengawasan
o Mendistribusikan soal

 Bendahara
o Menyusun rencana anggaran biaya kegiatan program semester ganjil
o Menerima dan membukukan keungan
o Menyalurkan / mengeluarkan dan membukukan keuangan
o Menyusun SPJ keuangan
o Membuat laporan keuangan

 Anggota
o Mengumpulkan dan mempersiapkan soal ujian semester
o Membantu mempersiapkan ruangan
o Membantu mengawasi ujian semester
o Membantu sekretaris dalam penyusunan jadwal pengawas
o Membantu sekretaris dalam rapat – rapat
o Menghimpun surat pernyataan dan format-format
o Membantu kepanitiaan yang sifatnya umum, meliputi segala aktivitas yang terjadi pada saat ujian berlangsung.
















JADWAL PENGAWAS SEMESTER SATU
MTs. Darul AL- Muhajirin
Tahun 2009 - 2010
NO HARI/TANGGAL NAMA PENGAWAS MATA PELAJARAN TANDA TANGAN
SENIN
14 Desember 2009 1.
2.
3.
SELASA
15 Desember 2009 1.
2.
3.
RABU
16 Desember 2009 1.
2.
3
KAMIS
17 Desember 2009 1.
2.
3.
JUMAT
18 Desember 2009 1.
2.
3.
SABTU
19 Desember 2009 1.
2.
3.













Pabuaran, 14 Desember 2009
Sekretaris


Mamat Rahmat










JADWAL PELAJARAN SEMESTER SATU
MTs. Darul AL- Muhajirin
Tahun 2009 - 2010
NO HARI/TANGGAL MATA PELAJARAN
SENIN
14 Desember 2009 1.
2.
3.
SELASA
15 Desember 2009 1.
2.
3.
RABU
16 Desember 2009 1.
2.
3
KAMIS
17 Desember 2009 1.
2.
3.
JUMAT
18 Desember 2009 1.
2.
3.
SABTU
19 Desember 2009 1.
2.
3.













Pabuaran, 14 Desember 2009
Sekretaris




Mamat Rahmat












RUANG






01






MATSDAM










RUANG






02






MATSDAM















RUANG






03






MATSDAM

RPP agama isla smp kls 7

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/5502014/AgamaIslam.rar.html

Jumat, 12 Maret 2010

RPP Versi UT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SDN PABUARAN 02
Kelas / Semester : VI / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi : Memahami gejala (peristiwa) di Indonesia dan sekitarnya.
II. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di
Indonesia dan negara tetangga

III. Indikator : - Menemutunjukkan pada peta letak dan nama negara
tetangga Indonesia.
- Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan
negara-negara lain.

IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah Pembelajaran siswa dapat :

• Memahami gejala alam yang terjadi di lingkungan sekitar
• Menyebutkan 3 cara mencegah gejala alam
• Meyebutkan Faktor-faktor penyebab terjadinya gejala alam

V. Materi Pembelajaran

PERISTIWA ALAM DI INDONESIA
Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang di timbulkan oleh alam.
a. Macam macam gejala alam yang terjadi di Indonesia
Di Indonesia masih banyak gunung merapi yang masih aktif.Perlu kalian ketahui bahwa hanya gunung merapi yang masih aktif yang dapat meletus. Gunung merapi meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi.Gunung api yang pernah meletus antara lain, Gunung kelud, Gunung Galunggung,Gunung agung,gunung Merapi,dan lain-lain.


b. Gempa Bumi.

Gempa Bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan Bumi yang berasal dari bawah permukaan bumi.
Gempa bumi datangnya tidak dapat di prediksi sebelumnya.kejadiannya begitu cepat dan dampak yang begitu hebat.





c. Banjir

Banjir Merupakan luapan air yang melampaui batas, hal ini terjadi jika hujan terus menerus tanpa henti.Banjir merupakan gejala alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia. Peristiwa banjir ini biasanya terjadi pada dataran yang rendah contohnya wilayah Jakarta.









GEJALA ALAM YANG TERJADI DI NEGARA TETANGGA

Gejala alam tidak hanya melanda di negeri kita saja, tetapi
negara-negara tetangga juga mengalami hal serupa. Adapun
gejala atau peristiwa alam yang terjadi di negara-negara tetangga
antara lain:

1. Gempa Bumi
Gempa bumi dahsyat yang datang pada musim dingin bulan
Januari 1995 menghancurkan kota Kobe sekitar 500 km sebelah
barat Tokyo. Negara Jepang merupakan wilayah yang berisiko
tinggi terhadap bahaya gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan
terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal ini biasanya
terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan
gunung api. Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan
karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Ketika longsor
berlangsung lapisan teratas bumi mulai meluncur deras pada Lereng

2. Badai/Topan
Negara Filipina pada tanggal 1 Desember 2006, dilanda badai
yang disebut dengan badai/topan Durian. Topan tersebut
menghantam kawasan gunung berapi Manyon, daerah timur
Filipina yang berjarak 350 km selatan ibu kota Filipina. Kecepatan
topan Durian itu mencapai 225 kilometer per jam yang mampu
mengangkat atap rumah, menerbangkan jendela dan mencabut
pohon beserta akar-akarnya.

3. Tanah Longsor
Tanah longsor pernah terjadi di negara Filipina tepatnya di desa
Guinsaigon, Saint Bernard, sebelah selatan Pulau Leyte Filipina
Tengah.

5. El Nino
El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti sang bayi
kristus. Dinamakan El Nino karena sering muncul ketika perayaan
Natal di akhir tahun. El Nino merupakan interaksi antara atmosfer
tropis dan samudra tropis. Setiap dua hingga tujuh tahun sekali.
Perubahan tekanan udara di atas Samudra Pasifik menyebabkan
angin tropis bertiup menuju khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan
permukaan perairan menjadi hangat. Suhu panas yang
ditimbulkan El Nino dapat mematikan banyak ikan dan burung
laut karena menghambat naiknya perairan dingin yang kaya
nutrisi ke permukaan.

VI. Metode Pembelajaran
- Ceramah. Inquiri
- Tanya jawab

VII. Alat Dan Sumber Bahan
- Gambar Bencana Alam
- Buku Paket IPS BSE kelas 6 hal 57-58

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal ( 10 Menit )
- Apersepsi
1. Tanya jawab tentang bencana alam yang kerap terjadi di wilayah indonesia
2. Menyampaikan Topik Pembelajaran
3. Mengulas Tujuan Pembelajaran

b. Kegiatan Inti ( 50 Menit )
Guru dan siswa membahas tentang materi pembelajaran Setelah selesai guru mengajukan pertanyan seputar materi
Guru menyampaikan pesan-pesan bagaimana cara mencegah bencana alam

c. Kegiatan Akhir ( 10 Menit )
Guru dan Siswa melakukan refleksi setelah pembelajaran dan menyimpulkan tentang seputar materi.
Siswa Mengerjakan tugas

IX. Penilaian

a. Prosedur penilaian awal
- Penilaian awal : tidak ada
- Penilaian Proses : tidak ada
- Penilaian akhir : ada

b. Teknik Bentuk dan Instrumen
- Penilaian awal : -
- Penilaian Proses : Hasil Pengamatan LKS
- Penilaian akhir : Tertulis dan lisan

c. instrumen
- L K S : terlampir
- Soal Tes : Lisan /Tanya jawab








LEMBAR KERJA SISWA





1. Jelaskan tentang peristiwa yang terdapat pada gambar di samping !

Jawab : ……..









2. Bagaimana bisa terjadi gempa bumi tektonik?
Jawab : …


3. Sebutkan 4 faktor penyebab terjadinya banjir !
Jawab : …


4. Mengapa di daerah Sumatra sering terjadi tanah longsor?
Jawab : …


5. Sebutkan gejala alam yang terjadi di negara-negara
tetangga!























LEMBAR JAWABAN

1. Apresiasi siswa

2. Gempa bumi tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi.

3. Gejala alam di Indonesia terjadi karena berbagai sebab di
antaranya wilayah Indonesia yang dilintasi oleh dua jalur
pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediterania yang menyebabkan banyak gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik,
sedangkan pergeseran lempeng benua menyebabkan gempa
tektonik.

4. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar
pembangunan vila-vila di pegunungan dan
membuang sampah tidak pada tempatnya


5. a. Gempa bumi
b. Badai/topan
c. Tanah longsor
d. Banjir
e. El Nino

Pedoman Penilaian
No Soal Jawaban lengkap Jawaban tidak lengkap Jawaban salah
1 4 2 0
2 4 2 0
3 4 2 0
4 4 3 0
5 4 3 0

Nilai Siswa =











Mengetahui : Pabuaran, 20 Maret 2010
Kepala Sekolah Guru Kelas VI



OGI,S.Pd.SD Yusuf Taoziri
NIP. 1960 0706 1982 011004 NIM : 817890946



Pembimbing /Supervisor


Drs. Bachtiar
NIP:

Obat strez...hhhh.


video pendidikan




Kamis, 11 Maret 2010

MASA KEEMASAN ISLAM BANI ABBASYIAH

MASA KEEMASAN ISLAM BANI ABBASYIAH
PENDAHULUAN
Khilafah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari khilafah Umayyah, dimana pendiri dari khilafah ini adalah keturunan Al-Abbas, paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Dimana pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya.
Kekuasaan dinasti Bani Abbas, atau khilafah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abass. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) sampai dengan 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Pada masa daulat Abbasiyah ini lahir intelektual-intelektual Islam. Daulat Abbasiyah mencapai masa keemasannya pada periode I yang disebut periode pengaruh Persia pertama.[1]
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai masa keemasan Islam Bani Abbasiyah, faktor-faktor pendukung dan lahirnya tokoh-tokoh intelektual Muslim serta perkembangan Islam Bani Abbasiyah pasca masa keemasan.

PEMBAHASAN
A. MASA KEEMASAN ISLAM BANI ABBASIYAH
Kekuasaan dinasti Bani Abbas, atau khilafah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abass. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
1. Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut pereode pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/l194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.[2]
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754 M. karena itu, pembina sebenarnya dari daulat Abbasiyah adalah Abu Ja’far al-Manshur (754-775 M). Pada mulanya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, Abu Ja’far al-Mansyur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru dibangunnya, Bagdad, dekat bekas ibu kota Persia, Clesiphon, bekas ibu kota Persia, pada tahun 762 M. Dengan demikian, pusat pemerintahan dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia. Di ibu kota yang baru ini al-Manshur melakukan konsolidasi dan Penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif.[3]
Di bidang pemerintahan, dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator departemen, Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak, berasal dari Balkh, Persia.[4] Dia juga membentuk lembaga protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Dia menunjuk Muhammad ibn Abdurrahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani Umayyah ditingkatkan perananya dengan tambahan tugas. Kalau dulu hanya sekedar untuk mengantar surat. Pada masa al-Manshur, jawatan pos ditugaskan untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar. Para direktur jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku gubernur setempat kepada khalifah.
Kalau dasar-dasar pemerintahan daulat Abbasiyah diletakkan dan dibangun oleh Abu al-Abbas dan Abu Ja’far al-Manshur, maka puncak keemasan dari dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu al-Mahdi (775-785 M), al-Hadi (775- 786 M), Harun al-Rasyid (786-809 M), al-Ma’mun (813-833 M), al-Mu’tashim (833-842 M), al-Wasiq (842-847 M), dan al-Mutawakkil (847-861 M). Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di sektor pertanian melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu dagang transit antara Timur dan Barat juga banyak membawa kekayaan. Bashrah menjadi pelabuhan yang penting. [5]
Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya al-Ma’mun (813-833 M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun al-Rasyid untuk keperluan sosial. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Disamping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun. Kesejahteraan, sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi. Al-Ma’mun, pengganti al-Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta kepada ilmu. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakkan. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia menggaji penerjemah-penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait al-Hikmah, pusat penerjemahan yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar. Pada masa al-Ma’mun inilah Baghdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Al-Mu’tashim, khalifah berikutnya (833-842 M), memberi peluang besar kepada orang-orang Turki untuk masuk dalam pemerintahan, keterlibatan mereka dimulai sebagai tentara pengawal. Tidak seperti pada masa daulat Umayyah, dinasti Abbasiyah mengadakan perubahan sistem ketentaraan. Praktek orang-orang muslim mengikuti perang sudah terhenti. Tentara dibina secara khusus menjadi prajurit-prajurit profesional. Dengan demikian, kekuatan militer dinasti Bani Abbas menjadi sangat kuat.
Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-Khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syi’ah, dan konflik antar bangsa dan aliran pemikiran keagamaan. Semuanya dapat dipadamkan.
Dari gambaran di atas Bani Abbasiyah pada periode pertama lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada perluasan wilayah. Inilah perbedaan pokok antara Bani Abbas dan Bani Umayyah. Disamping itu, ada pula ciri-ciri menonjol dinasti Bani Abbas yang tak terdapat di zaman Bani Umayyah.
Dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbas menjadi jauh dari pengaruh Arab. Sedangkan dinasti Bani Umayyah sangat berorientasi kepada Arab. Dalam periode pertama dan ketiga pemerintahan Abbasiyah, pengaruh kebudayaan Persia sangat kuat, dan pada periode kedua dan keempat bangsa Turki sangat dominan dalam politik dan pemerintahan dinasti ini.[6]

B. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN LAHIRNYA TOKOH-TOKOH INTELEKTUAL MUSLIM
Sebagaimana diuraikan di atas, puncak perkembangan kebudayaan dan pemikiran Islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbas. Akan tetapi, tidak berarti seluruhnya berawal dari kreativitas penguasa Bani Abbas sendiri. Sebagian di antaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan, misalnya, di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Ketika itu, lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkat :[7]
1. Maktab/Kuttab dan masjid, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan dan tulisan; dan tempat para remaja belajar dasar-dasar ilmu agama, seperti tafsir, hadits, fiqh dan bahasa.
2. Tingkat pendalaman. Para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada seorang atau beberapa orang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pada umumnya, ilmu yang dituntut adalah ilmu-ilmu agama. Pengajarannya berlangsung di masjid-masjid atau di rumah-rumah ulama bersangkutan. Bagi anak penguasa pendidikan bisa berlangsung di istana atau di rumah penguasa tersebut dengan memanggil ulama ahli ke sana.
Lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abbas, dengan berdirinya perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi.
Perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Disamping itu, kemajuan itu paling tidak, juga ditentukan oleh dua hal, yaitu:
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Bani Abbas, bangsa-bangsa non Arab banyak yang masuk Islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna. Bangsa-bangsa itu memberi saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Pengaruh Persia, sebagaimana sudah disebutkan, sangat kuat di bidang pemerintahan. Disamping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat dan sastra. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
2. Gerakan terjemahan yang berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama, pada masa khalifah al-Manshur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa khalifah al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Bidang-bidang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.[8]
Pengaruh dari kebudayaan bangsa yang sudah maju tersebut, terutama melalui gerakan terjemahan, bukan saja membawa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan umum, tetapi juga ilmu pengetahuan agama. Dalam bidang tafsir, sejak awal sudah dikenal dua metode, penafsiran pertama, tafsir bi al-ma’tsur, yaitu interpretasi tradisional dengan mengambil interpretasi dari Nabi dan para sahabat. Kedua, tafsir bi al-ra’yi, yaitu metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada pendapat dan pikiran daripada hadits dan pendapat sahabat. Kedua metode ini memang berkembang pada masa pemerintahan Bani Abbas. Akan tetapi jelas sekali bahwa tafsir dengan metode bi al-ra’yi, (tafsir rasional), sangat dipengaruhi oleh perkembangan pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal yang sama juga terlihat dalam ilmu fiqh dan terutama dalam ilmu teologi. Perkembangan logika di kalangan umat Islam sangat mempengaruhi perkembangan dua bidang ilmu tersebut.
Imam-imam mazhab hukum yang empat hidup pada masa pemerintahan Abbasiyah pertama. Imam Abu Hanifah (700-767 M) dalam pendapat-pendapat hukumnya dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di Kufah, kota yang berada di tengah-tengah kebudayaan Persia yang hidup kemasyarakatannya telah mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi.[9] Karena itu, mazhab ini lebih banyak menggunakan pemikiran rasional daripada hadits. Muridnya dan sekaligus pelanjutnya, Abu Yusuf, menjadi Qadhi al-Qudhat di zaman Harun al-Rasyid.
Berbeda dengan Abu Hanifah, Imam Malik (713-795 M) banyak menggunakan hadits dan tradisi masyarakat Madinah. Pendapat dua tokoh mazhab hukum itu ditengahi oleh Imam Syafi’i (767-820 M) dan Imam Ahmad ibn Hanbal (780-855 M). Disamping empat pendiri mazhab besar tersebut, pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak mujtahid mutlak lain yang mengeluarkan pendapatnya secara bebas dan mendirikan mazhab-nya pula. Akan tetapi, karena pengikutnya tidak berkembang, pemikiran dan mazhab itu hilang bersama berlalunya zaman.
Aliran-aliran teologi sudah ada pada masa Bani Umayyah, seperti Khawarij, Murjiah dan Mu’tazilah. Akan tetapi perkembangan pemikirannya masih terbatas. Teologi rasional Mu’tazilah muncul di ujung pemerintahan Bani Umayyah. Namun, pemikiran-pemikirannya yang lebih kompleks dan sempurna baru dirumuskan pada masa pemerintahan Bani Abbas periode pertama, setelah terjadi kontak dengan pemikiran Yunani yang membawa pemikiran rasional dalam Islam. Tokoh perumus pemikiran Mu’tazilah yang terbesar adalah Abu al-Huzail al-Allaf (135-235 H/752-849M) dan al-Nazzam (185-221 H/801-835M). Asy’ariyah, aliran tradisional di bidang teologi yang dicetuskan oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari (873-935 M) yang lahir pada masa Bani Abbas ini juga banyak sekali terpengaruh oleh logika Yunani. Ini terjadi, karena al-Asy’ari sebelumnya adalah pengikut Mu’tazilah. Hal yang sama berlaku pula dalam bidang sastra. Penulisan hadits, juga berkembang pesat pada masa Bani Abbas.[10]
Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia dan sejarah. Dalam lapangan astronomi terkenal nama al-Fazari sebagai astronom Islam yang pertama kali menyusun astrolobe. Al-Fargani, yang dikenal di Eropa dengan nama al-Faragnus, menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis. Dalam lapangan kedokteran dikenal nama al-Razi dan Ibn Sina. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibn Sina. Ibn Sina yang juga seorang filosof berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Diantara karyanya adalah al-Qoonuun fi al-Thibb yang merupakan ensiklopedi kedokteran paling besar dalam sejarah.
Dalam bidang optikal Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythami, yang di Eropa dikenal dengan nama Alhazen, terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat. Menurut teorinya yang kemudian terbukti kebenarannya bendalah yang mengirim cahaya ke mata. Di bidang kimia, terkenal nama Jabir ibn Hayyan. Dia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu. Di bidang matematika terkenal nama Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang menciptakan ilmu aljabar. Kata “aljabar” berasal dari judul bukunya, al-Jabr wa al-Muqoibalah. Dalam bidang sejarah terkenal nama al-Mas’udi. Dia juga ahli dalam ilmu geografi. Diantara karyanya adalah Muuruj al-Zahab wa Ma’aadzin al-Jawahir.
Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat, antara lain al-Farabi, Ibn Sina, dan Ibn Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibn Sina juga banyak mengarang buku tentang filsafat. Yang terkenal diantaranya ialah al-Syifa’. Ibn Rusyd yang di Barat lebih dikenal dengan nama Averroes, banyak berpengaruh di Barat dalam bidang filsafat, sehingga di sana terdapat aliran yang disebut dengan Averroisme.[11]

C. SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN PEMERINTAHAN BANI ABBAS
Masa disintegrasi ini terjadi setelah pemerintahan periode pertama Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya, pada masa berikutnya pemerintahan dinasti ini mulai menurun, terutama di bidang politik. Dimana salah satu sebabnya adalah kecenderungan penguasa untuk hidup mewah dan kelemahan khalifah dalam memimpin roda pemerintahan.
Berakhirnya kekuasaan dinasti Seljuk atas Baghdad atau khilafah Abbasiyah merupakan awal dari periode kelima. Pada periode ini, khalifah Abbasiyah tidak lagi berada di bawah kekuasaan suatu dinasti tertentu, walaupun banyak sekali dinasti Islam berdiri. Ada diantaranya yang cukup besar, namun yang terbanyak adalah dinasti kecil. Para khalifah Abbasiyah, sudah merdeka dan berkuasa kembali, tetapi hanya di Baghdad dan sekitarnya. Wilayah kekuasaan khalifah yang sempit ini menunjukkan kelemahan politiknya. Pada masa inilah tentara Mongol dan Tartar menyerang Baghdad. Baghdad dapat direbut dan dihancurluluhkan tanpa perlawanan yang berarti. Kehancuran Baghdad akibat serangan tentara Mongol ini awal babak baru dalam sejarah Islam, yang disebut masa pertengahan.
Sebagaimana terlihat dalam periodisasi khilafah Abbasiyah, masa kemunduran dimulai sejak periode kedua. Namun demikian, faktor-faktor penyebab kemunduran itu tidak datang secara tiba-tiba. Benih-benihnya sudah terlihat pada periode pertama, hanya karena khalifah pada periode ini sangat kuat, benih-benih itu tidak sempat berkembang. Dalam sejarah kekuasaan Bani Abbas terlihat bahwa apabila khalifah kuat, para menteri cenderung berperan sebagai kepala pegawai sipil, tetapi jika khalifah lemah, mereka akan berkuasa mengatur roda pemerintahan. [12]
Disamping kelemahan khalifah, banyak faktor lain yang menyebabkan khilafah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Persaingan antar Bangsa
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Persekutuan dilatarbelakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada masa Bani Umayyah berkuasa. Keduanya sama-sama tertindas. Setelah khilafah Abbasiyah berdiri, dinasti Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan itu. Menurut Stryzewska, ada dua sebab dinasti Bani Abbas memilih orang-orang Persia daripada orang-orang Arab. Pertama, sulit bagi orang-orang Arab untuk melupakan Bani Umayyah. Pada masa itu mereka merupakan warga kelas satu. Kedua, orang-orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya Nashabiyah (kesukuan). Dengan demikian, khilafah Abbasiyah tidak ditegakkan di atas Nashabiyah tradisional.
Meskipun demikian, orang-orang Persia tidak merasa puas. Mereka menginginkan sebuah dinasti dengan raja dan pegawai dari Persia pula. Sementara itu bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang mengalir di tubuh mereka adalah darah (ras) istimewa dan mereka menganggap rendah bangsa non-Arab di dunia Islam.
Selain itu, wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama sangat luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia, Turki dan India. Mereka disatukan dengan bangsa Semit. Kecuali Islam, pada waktu itu tidak ada kesadaran yang merajut elemen-elemen yang bermacam-macam tersebut dengan kuat. Akibatnya, disamping fanatisme kearaban, muncul juga fanatisme bangsa-bangsa lain yang melahirkan gerakan syu’ubiyah.
Fanatisme kebangsaan ini nampaknya dibiarkan berkembang oleh penguasa. Sementara itu, para khalifah menjalankan sistem perbudakan baru. Budak-budak bangsa Persia atau Turki dijadikan pegawai dan tentara. Mereka diberi nasab dinasti dan mendapat gaji. Oleh Bani Abbas, mereka dianggap sebagai hamba. Sistem perbudakan ini telah mempertinggi pengaruh bangsa Persia dan Turki. Karena jumlah dan kekuatan mereka yang besar, mereka merasa bahwa negara adalah milik mereka; mereka mempunyai kekuasaan atas rakyat berdasarkan kekuasaan khalifah.
Kecenderungan masing-masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal khalifah Abbasiyah berdiri. Akan tetapi, karena para khalifah adalah orang-orang kuat yang mampu menjaga keseimbangan kekuatan, stabilitas politik dapat terjaga. Setelah al-Mutawakkil, seorang khalifah yang lemah, naik tahta, dominasi tentara Turki tak terbendung lagi. Sejak itu kekuasaan Bani Abbas sebenarnya sudah berakhir. Kekuasaan berada di tangan orang-orang Turki. Posisi ini kemudian direbut oleh Bani Buwaih, bangsa Persia, pada periode ketiga, dan selanjutnya beralih kepada dinasti Seljuk pada periode keempat.[13]
2. Kemerosotan Ekonomi
Khilafah Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbas merupakan pemerintahan yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Bait al-Mal penuh dengan harta. Pertambahan dana yang besar diperoleh antara lain dari al-Kharaj, semacam pajak hasil bumi.
Setelah khilafah memasuki periode kemunduran, pendapatan negara menurun sementara pengeluaran meningkat lebih besar. Menurunnya pendapatan negara itu disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat. diperingannya pajak dan banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak lagi membayar upeti. Sedangkan pengeluaran membengkak antara lain disebabkan oleh kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah. jenis pengeluaran makin beragam dan para pejabat melakukan korupsi. Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara morat-marit. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik dinasti Abbasiyah kedua, faktor ini saling berkaitan dan tak terpisahkan.
3. Konflik Keagamaan
Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan. Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini menggoda rasa keimanan para khalifah. Al-Manshur berusaha keras memberantasnya. Al-Mahdi bahkan merasa perlu mendirikan jawatan khusus untuk mengawasi kegiatan orang-orang Zindiq dan melakukan mihnah (ujian) dengan tujuan memberantas bid’ah. Akan tetapi, semua itu tidak menghentikan kegiatan mereka. Konflik antara kaum beriman dengan golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat sederhana seperti polemik tentang ajaran, sampai kepada konflik bersenjata yang menumpahkan darah di kedua belah pihak. Gerakan al-Afsyin dan Qaramithah adalah contoh konflik bersenjata itu.
Pada saat gerakan ini mulai tersudut, pendukungnya banyak berlindung di balik ajaran Syi’ah, sehingga banyak aliran Syi’ah yang dipandang ghulat (ekstrim) dan dianggap menyimpang oleh penganut Syi’ah sendiri. Aliran Syi’ah memang dikenal sebagai aliran politik dalam Islam yang berhadapan dengan paham Ahlussunnah. Antara keduanya sering terjadi konflik yang kadang-kadang juga melibatkan penguasa. Al-Mutawakkil, misalnya, memerintahkan agar makam Husein di Karbela dihancurkan. Namun anaknya, al-Muntashir (861-862 M.), kembali memperkenankan orang syi’ah “menziarahi” makam Husein tersebut. Syi’ah pernah berkuasa di dalam khilafah Abbasiyah melalui Bani Buwaih lebih dari seratus tahun. Dinasti Idrisiyah di Marokko dan khilafah Fathimiyah di Mesir adalah dua dinasti Syi’ah yang memerdekakan diri dari Baghdad yang Sunni. Konflik yang dilatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara muslim dan zindiq atau Ahlussunnah dengan Syi’ah saja, tetapi juga antar aliran dalam Islam. Mu’tazilah yang cenderung rasional dituduh sebagai pembuat bid’ah oleh golongan salaf. Perselisihan antara dua golongan ini dipertajam oleh al-Ma’mun, khalifah ketujuh dinasti Abbasiyah (813-833 M.), dengan menjadikan mu’tazilah sebagai mazhab resmi negara dan melakukan mihnah.[14] Pada masa al-Mutawakkil (847-861), aliran Mu’tazilah dibatalkan sebagai aliran negara dan golongan salaf kembali naik daun. Tidak tolerannya pengikut Hanbali itu (salaf) terhadap Mu’tazilah yang rasional telah menyempitkan horizon intelektual. [15]
Aliran Mu’tazilah bangkit kembali pada masa dinasti Buwaih. Namun pada masa dinasti Seljuk yang menganut aliran Asy’ariyyah, penyingkiran golongan Mu’tazilah mulai dilakukan secara sistematis. Dengan didukung penguasa aliran Asy’ariyah tumbuh subur dan berjaya. Pikiran-pikiran al-Ghazali yang mendukung aliran ini menjadi ciri utama paham Ahlussunnah. Pemikiran-pemikiran tersebut mempunyai efek yang tidak menguntungkan bagi pengembangan kreativitas intelektual Islam, konon sampai sekarang.
4. Ancaman dari Luar
Apa yang disebutkan di atas adalah faktor-faktor internal. Disamping itu, ada pula faktor-faktor eksternal yang menyebabkan khilafah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. Pertama, Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban. Kedua serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam. Sebagaimana telah disebutkan, orang-orang Kristen Eropa terpanggil untuk ikut berperang setelah Paus Urbanus II (1088-1099 M) mengeluarkan fatwanya. Perang Salib itu juga membakar semangat perlawanan orang-orang Kristen yang berada di wilayah kekuasaan Islam. Namun, diantara komunitas-komunitas Kristen Timur, hanya Armenia dan Maronit Lebanon yang tertarik dengan Perang Salib dan melibatkan diri dalam tentara Salib itu. Pengaruh Salib juga terlihat dalam penyerbuan tentara Mongol. Disebutkan bahwa Hulagu Khan, panglima tentara Mongol, sangat membenci Islam karena ia banyak dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian. Gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan orang-orang Mongol yang anti Islam itu dan diperkeras di kantong-kantong ahl al-kitab. Tentara Mongol, setelah menghancurleburkan pusat-pusat Islam, ikut memperbaiki Yerussalem.[16]

D. KRONOLOGI KEKHALIFAHAN BANI ABBASIYYAH
• 752 – Bermulanya Kekhalifahan Bani Abbasiyah.
• 755 – Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
• 756 – Abd ar-Rahman I mendirikan kerajaan Bani Umayyah di Spanyol.
• 763 – Pembangunan kota Bagdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
• 786 – Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah.
• 792 – Serangan ke utara Perancis.
• 800 – Kaidah keilmuan mulai terbentuk. Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi.
• 805 – Kampanye melawan Byzantium. Merebut Pulau Rhodes dan Siprus.
• 809 – wafatnya Harun ar-Rasyid. al-Amin dilantik menjadi khalifah.
• 814 – Perang saudara antara al-Amin dan al-Ma’mun. al-Amin terbunuh dan al-Ma’mun menjadi khalifah.
• 1000 – Masjid Besar Cordoba dibangun oleh Abd al-Rahman al-Nashir.
• 1005 – Multan dan Ghur ditawan.
• 1055 – Baghdad dikuasai oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyah-Seljuk dimulai sampai sekitar tahun 1258 ketika tentara Mongol menghancurkan Baghdad.
• 1085 – Tentara Kristen menawan Toledo, Spanyol.
• 1091 – Bangsa Norman merebut Sisilia, pemerintahan Muslim di sana berakhir.
• 1095 – Perang Salib pertama dimulai.
• 1099 – Tentara Salib merebut Baitulmuqaddis. Mereka membunuh semua penduduknya.
• 1144 – Nur al-Din merebut Edessa dari tentara Salib. Perang Salib Kedua dimulai.
• 1187 – Salahuddin Al-Ayubbi merebut Baitulmuqaddis dari tentara Salib. Perang Salib Ketiga dimulai.
• 1194 – Tentara Muslim merebut Delhi, India.
• 1236 – Tentara Salib merebut Cordoba, Spanyol.
• 1258 – Tentara Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Kejatuhan Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah di Baghdad.[17]

Contoh Kisi-Kisi Soal Bahasa Indonesia

KISI-KISI SOAL TES SEMESTER KELAS 5 (lima)
MATA PELAJARAN PKn
SDN PABUARAN 02

No. STANDAR
KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL BENTUK SOAL JAWABAN
Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang di sampakan secara lisan
Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama
Memahami teks dengan membaca sekilas,membaca memindai,dan membaca cerita anak
Mengungkapkan pikiran,perasaan,informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan,laporan,dan puisi
1.1 menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang di sampaikan secara lisan
1.2 Megidentifikasi unsur cerita ( tokoh,tema,latar,amanat )

2.1 Mengomentari persoalan faktual di sertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa
2.2 Memerankan tokoh dalam drama dengan lafal,intonasi,dan ekspresi yang tepat
3.1 Membandingkan isi dua teks yang di baca dengan membaca sekilas
3.2 Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus ( buku telpon,jadwal perjalanan,dll) yang di lakukan melalui membaca memindai
3.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
4.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan

4.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan catatan ,konsep awal,perbaikan , final dengan memperhatikan penggunaan ejaan

4.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata

- Menulis ringkasan cerita dalam beberapa kalimat


- Memberikan tanggapan tentang isi cerita


- Menjelaskan amanat yang terkandung dalam isi cerita

- Menuliskan tokoh-tokoh dalam cerita

- Menjelaskan tema yang terkandung dalam cerita

- Menyebutkan latar cerita

- Mengungkapkan amanat yang terkandung dalam cerita

- Mengidentifikasi pokok-pokok persoalan yang di temukan teman

- Menanggapi tentang persoalan yang di temukan teman

- Memberikan pendapat tentang hal yang faktual

- Menukiskan alasan secara logis

- Menyebutkan ciri-ciri naskah drama

- Menuliskan penggunaan tanda titik dua (:) dalam menulis naskah drama

- Memerankan tokoh drama pendek dengan lafal,intonasi,dan ekspresi sesuai karakter tertentu

- Membaca naskah drama pendek dengan lafal yang benar

- Bermain peran sesuai dengan karakter dalam naskah drama


- Membandingkan dua teks yang berbeda isinya

- Menjelaskan garis besar masing-masing teks


- Menuliskan perbedaan dua teks cerita

- Menuliskan persamaan dua teks

- Membaca petunjuk dengan tepat

- Menemukan secara cepat dan tepat informasi yang di butuhkan

- Menyampaikan secara lisan petunjuk perjalanan kepada orang lain

- Menjelaskan informasi yang di baca

- Menuliskan alur cerita anak yang dibaca

- Menjelaskan pesan yang terkandung dalam cerita

- Membuat ringkasan cerita

- Menyebutkan langkah-langkah membuat ringkasan buku pengetahuan/cerita

- Menuliskan pokok-pokok isi buku cerita / pengetahuan

- Menulis ringkasan buku pengetahuan /cerita dalam beberapa paraghrap

- Menggunakan ejaan yang disempurnakan dengan tepat

- Mengidentifikasi tahapan-tahapan menulis laporan ( catatan,laporan,) dengan memperhatikan ejaan

- Menulis laporan berdasarkan tahapan dari catatan awal

- Memperbaiki tulisan berdasarkan pendapat dari teman atau guru menjadi laporan yang baik

- Menulis puisi berdasarkan gagasan ide

- Menjelaskan kaidah penulisan puisi bebas

- Menggunakan diskusi dengan tepat

- Menulis puisi bebas

- Mengidentifikasi ciri-ciri puisi

RPP Bahasa Indonesia Kls 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / I
Tema : Kegiatan
Waktu : 2 x 35 menit

1. Standar Kompetensi
Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah.

2. Kompetensi Dasar
Membuat gambar / denah berdasarkan penjelasan yang didengar.

3. Indikator
Membuat gambar / denah

4. Materi Pokok
Gambar / Denah

5. Kegiatan Pembelajaran
 Membuat denah berdasarkan penjelasan yang didengar
 Menjawab pertanyaan sesuai dengan denah.
 Menjelaskan secara lisan mengenai denah yang dibuat.

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
 Siswa diajak mengamati denah lokasi suatu tempat.
 Bertanya jawab seputar denah yang diamati.
2. Kegiatan Inti
 Siswa diminta mendengarkan petunjuk arah yang dibacakan guru. Sambil mendengarkan guru membacakan petunjuk arah, siswa diminta menggambar denah sendiri.
Petunjuk Arah ke Bumi Perkemahan
Ikuti petunjuk untuk mencapai Bumi Perkemahan. SD Gowa IX berada di jalan Nuri. Keluarlah dari SD Gowa IX, lalu ambil arah ke kiri. Susuri jalan Nuri sampai mencapai pertigaan jalan. Lalu, beloklah ke kanan menuju jalan Parkit. Susuri terus jalan Parkit sampai di sebuah perempatan. Dari perempatan itu, beloklah ke kiri, yaitu ke jalan Beo. Bumi perkemahan ada di sebelah kanan Jalan Beo. Di sebelah kiri Bumi Perkemahan ada pos polisi.
 Siswa bertanya kepada teman di sebelahnya apakah denah buatannya sudah benar!
 Bertanya jawab tentang petunjuk arah yang dibacakan guru
3. Kegiatan Akhir
 Siswa diminta menjelaskan secara lisan di depan kelas tentang denah yang dibuat sendiri.

6. Penilaian
a. Gambar denah buatan sendiri
Aspek Penilaian Hasil / Nilai Keterangan
1. Kesesuaian gambar
dengan petunjuk
yang dibacakan.
2. Tanda penunjuk arah
ke sebuah lokasi Bu-
mi Perkemahan

b. Penampilan
Penampilan siswa saat menjelaskan petunjuk denah di depan kelas.
Aspek Penilaian Hasil / Nilai Keterangan
1. Kejelasan ucapan
2. Kewajaran intonasi
3. Keberanian

7. Sumber / Alat
* Buku paket Bina Bahasa Indonesia 4A
* Gambar Denah












PENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / I
Tema : Kegiatan
Waktu : 4 x 35 menit
1. Standar Kompetensi
Mendeskrifsikan tempat secara lisan sesuai denah
2. Kompetensi Dasar
Mendeskrifsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan kalimat yang
Runtut.
3. Indikator
Mendeskrifsikan tempat sesuai denah.
4. Materi Pokok
Denah lokasi
5. Kegiatan Pembelajaran
 Menjelaskan tempat sesuai denah secara tertulis
 Menjelaskan denah secara lisan.
 Menjelaskan denah menuju rumah
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
 Siswa diajak mengamati denah yang dipajang di papan tulis. ( Lihat Bina Bahasa Indonesia 4A hal. 3 )
 Tanya jawab sekitar denah.
2. Kegiatan Inti
 Siswa berdiskusi kelompok membicarakan arah yang harus dilalui Santi jika ingin ke rumah Nova.
 Menuliskan hasil diskusi kelompok tentang arah perjalanan Santi menuju rumah Nova dengan kalimat yang runtut.






 Salah seorang anggota masing-masing kelompok diminta menjelaskan secara lisan cara menuju rumah Nova dari rumah Santi di depan kelompok lain.
3. Kegiatan Akhir
 Siswa diminta membuat denah perjalanan menuju rumah masing-masing dari sekolah.
 Siswa diminta membacakan denah yang dibuatnya sendiri di depan kelas.
6. Penilaian
a. Penampilan perwakilan kelompok menjelaskan secara lisan cara menuju
rumah Nova dari rumah Santi.
Aspek Penilaian Nilai Keterangan
1. Kejelasan ucapan
2. Kewajaran intonasi
3. Keberanian

b. Penjelasan siswa tentang denah perjalanannya dari sekolah ke rumahnya.
Aspek Penilaian Nilai Keterangan
1. Kejelasan ucapan
2. Kewajaran intonasi
3. Keberanian

7. Sumber / Alat
 Buku Bina Bahasa Indonesia 4A
 Gambar denah lokasi




















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV / I
Tema : Kegiatan
Waktu : 4 x 35 menit

1. Standar Kompetensi
Membaca: Memahami teks agak panjang (150 – 200 kata).
2. Kompetensi Dasar
Menemukan pikiran pokok teks agak panjang (150-200 kata) dengan cara membaca sekilas.
3. Indikator
Menemukan pikiran pokok teks bacaan
4. Materi Pokok
Teks bacaan
5. Kegiatan Pembelajaran
 Membaca sekilas teks bacaan.
 Menjawab pertanyaan bacaan
 Menemukan pikiran pokok teks bacaan
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
 Siswa diminta membaca dalam hati “Senangnya Ikut Persami” secara teliti minimal 2 kali. (Buku Bina Bahasa Indonesia 4 hal. 4 dan 5).
 Memperkenankan siswa menanyakan makna kata-kata yang tidak dimengerti.
2. Kegiatan Inti
 Siswa menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan secara tertulis.
 Siswa diminta menemukan pikiran pokok pada setiap paragraf bacaan yang diberi angka sebagai penanda paragraf.
3. Kegiatan Akhir.
 Siswa diminta melaporkan pikiran pokok yang di temuka dalam bacaan dengan cara membacakan di depan kelas atau ditempat duduknya masing-masing.
6. Penilaian
No. Unsur Penilaian Nilai dengan Bobot ( 1 – 5 ) Keterangan
1.

2.

3. Ketepatan menentukan pikiran pokok paragraf
Keruntutan menyusun kata menjadi kalimat
Ketepatan menggunakan ejaan.

7. Sumber / Alat
Buku Bina Bahasa Indonesia 4A hal. 4 – 5



































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / I
Tema : Kegiatan
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
1. Standar Kopetensi
Menulis : Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan.
2. Kompetensi Dasar
Melengkapi percakapan yang belum selesai dengan memperhatikan penggunaan ejaan: tanda titik dua dan tanda titik.
3. Indikator
Melengkapi percakapan rumpang
4. Materi
Teks percakapan
5. Kegiatan Pembelajaran
 Membaca contoh teks percakapan.
 Melengkapi percakapan rumpang bersama teman.
 Memperagakan percakapan.
 Menggunakan tanda petik dua (”......”)
Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
 Siswa membentuk kelompok dengan tiga orang anggota.
2. Kegiatan Inti
 Siswa membaca sebuah contoh teks yang mengandung percakapan
”Kebiasaan Riska” pada Buku Bina Bahasa Indonesia 4A hal. 6.
 Bersama dengan dua orang temannya, siswa melengkapi percakapan rumpang sesuai teks yang dibaca dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.
 Memperagakan percakapan yang sudah lengkap bersama teman kelompok
di depan kelas yang berperan sebagai Kevin, Riska, dan Mama.
3. Kegiatan Akhir
 Secara individu, siswa diminta memperbaiki kalimat dengan memberi tanda petik dua dan tanda baca titik




6. Penilaian
 Melengkapi percakapan
No. Unsur Penilaian Nilai Keterangan
1.


2.


3. Ketepatan menentukan kalimat untuk melengkapi percakapan.
Ketepatan menggunakan ejaan dalam kalimat percakapan.
Kerja sama dalam kelompok.

 Penampilan memperagakan percakapan.
No. Unsur Penilaian Nilai Keterangan
1.


2.


3. Kemampuan/keberanian memerankan tokoh dalam percakapan percakapan.
Ketepatan melafalkan dan intonasi kalimat sesuai peran yang dibawakan.
Kekompakan anggota kelompok dalam memperagakan percakapan.

7. Sumber / Alat
 Buku Bina Bahasa Indonesia 4A
 Percakapan rumpang.

Contoh RPP versi UT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


SDN : PABUARAN 02
Mata Pelajaran : IPA (SAINS)
Kelas/Semester : V (Lima) / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

Indikator :
• Membuat suatu laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman pribadi atau laporan surat kabar/media lainnya tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung meletus.

• Menjelaskan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan

1. Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, siswa dapat:
a. Memahami bahwa peristiwa alam ada yang dapat di cegah dan ada yang tidak dapat dicegah
b. Menyebutkan aktivitas alam
- Gempa bumi
- Tsunami
- Gunung meletus
- Banjir
- Tanah longsor
- Topan badai
c. Menyebutkan cara mencegah banjir
d. Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi manusia

2. Materi Pembelajaran
a. Manusia memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun manusia tidak adil terhadap alam. Manusia merusak alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.






b. Kegiatan Manusia yang mempengaruhi permukaan bumi
Sumber daya alam dapat di bedakan menjadi dua, yaitu sumber daya alam yang dapat di perbarui dan tidak dapat di perbarui. Sumber daya alam yang dapat di perbarui yaitu sumber daya alam yang selalu tersedia meskipun di manfaatkan secara terus menerus. Contohnya Tumbuhan, Hewan ,Air, sinar matahari, dan udara.
Sumber daya alam yang tidak dapat di perbarui adalah sumber daya alam yang akan habis jika di gunakan secara terus menerus. Contohnya Alumunium, emas, perak,tembaga ,nikel,dan besi.

C. PEMBAKARAN HUTAN
Akhir-akhir ini manusia banyak melakukan pembakaran hutan untuk di jadikan lahan pertanian,pemukiman penduduk dan untuk industry. Selain untuk lahan pertanian biasanya pembakaran hutan bertujuan untuk membangun pemukiman dan pembangunan pabrik.

D. PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR
Selain pembakaran hutan, manusia juga melakukan penebangan hutan secara liar. Pohon-pohon ini di ambil kayunya sebagai bahan bangunan Penebangan hutan secara liar ini dapat merubah permukaan bumi.


E. PENAMBANGAN
Kegiatan penambanganjuga dapat merubah permukaan bumi,Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah . Ada dua macam jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah. Penambangan terbuka adalah penambangan yang di lakukan di permukaan bumi. Contohnya tembaga,besi,batu bara,kapur dan alumunium.
Penambangan dalam tanah yaitu bahan tambang yang di gali ratusan meter dari permukaan tanah contohnya pengeboran minyak.

3. Metode Pembelajaran:
• Inquiri
• ceramah
4. Langkah-langkah Kegiatan
a. Kegiatan Awal
• Apersepsi
• Tanya jawab tentang bencana alam yang kerap terjadi di indonesia
b. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan tentang kegiatan manusia yang dapat merusak alam
• Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru
• Mendengarkan dan memahami akibat dari dampak penebangan hutan secara liar
• Siswa memperhatikan gambar dan menjelakannya
c. Kegiatan Penutup
• Menanyakan kesulitan siswa selama Proses Belajar Mengajar
• Menyimpulkan materi pembelajaran.
• Siswa mengerjakan soal-soal tes
5. Sumber belajar
a. Buku Pelajaran IPA 5 BSE Hal 161-164
b. Gambar-gambar yang relevan
6. Penilaian
a. Penilaian awal : tidak ada
b. Bentuk : pertanyaan dan soal
c. Instrumen : Terlampir





























LEMBAR KERJA SISWA

I. Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar !
1. Sebutkan tiga contoh sumber daya alam yang dapat di perbaharui !
2. Apa akibat yang di timbulkan dari penebangan hutan secara liar !
3. Mengapa kegiatan penambangan dapat merubah permukaan bumi ?
4. Jelaskan apa dampak dari gambar di samping !
5. Jelaskan perbedaan penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah !






















Lembar jawaban

1. Contoh Sumber daya alam yang dapat di perbaharui air,tanah,udara,tenaga matahari,tumbuhan.
2. Akan terjadi longsor di tanah yang miring/ erosi, banjir karena kurangnya penyerapan air.
3. Karena permukaan bumi jadi berongga dan tanah yang berongga menyebabkan tanah kurang kuat sehingga tanah dapat runtuh sewaktu-waktu contohnya pengeboran minyak ,dan pengambilan bijih.
4. Jika ombak laut besar / setinggi 6 meter dapat menyebabkan tsunami.
5. Penambangan terbuka dilakukan di permukaan bumi tidak harus menggali tanah berates-ratus meter, sedangkan penambangan bawah tanah kita harus menggali ratusan meter untuk mendapatkan bahan tambang.

d. Pedoman Penilaian
No Soal Jawaban lengkap Jawaban tidak lengkap Jawaban salah
1 4 2 0
2 4 2 0
3 4 2 0
4 4 3 0
5 4 3 0

Nilai Siswa =


Mengetahui : citeureup,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran


_________________________ ______________________
NIP. NIP.

Soal tes MIPA SD

1. Pohon aren dapat dimannfaatkan unuk pembuatan….
A. minyak
B. gula
C. kertas
D. garam

2. Dampak negatif penggunaan bahan kimia yang berlebihan adalah . . . .
A. penggunaan detergen yang dapat mencemari air
B. penggunaan pestisida dapat membunuh tumbuhan
C. penggunaan pupuk mematikan kupu-kupu
D. penggunaan sabun mandi menjadikan kulit kering

3. Tujuan pelestarian hewan dan tumbuahan langka adalah….
A. Agar kita dapat memanfaatkan untuk kebutuhab ekonomi
B. Agar hewan dan tumbuhan langka tidak punah
C. Agar kita dapat selalu berburu
D. Agar dunia tetap indah

4. Kutu yang hinggap di tubuh hewan dan menghisap darah hewan yang dihinggapinya seperti
kerbau, merupakan contoh dari simbiosis ....
A. mutualisme
B. komensalisme
C. komunitasisme
D. parasitisme

5. Jika di sebuah petakan sawah yang ditanami padi terdapat ulat, burung, ular, katak, dan capung.
Maka, akan terjadi rantai makanan sebagai berikut . . . .
A. Padi dimakan Belalang dimakan Ular
B. Padi dimakan Burung dimakan Katak
C. Padi dimakan Belalang dimakan Burung
D. Padi dimakan Capung dimakan Katak

6. Tumbuhan yang hidupnya sangat tergantung dari tumbuhan lain adalah….
A. Benalu
B. Anggrek
C. Mawar
D. Putri malu

7. Mawar melindung diri dari gangguan musuhnya dengan ....
A. warna bunga menarik
B. batang berduri
C. bunga yang harum
D. kelenjar madu

8. Dari gambar cakar-cakar di bawah ini. Dari cakar-cakar tersebut yang berfungsi untuk
mencekeram mangsa adalah…

Cakar kakak tua cakar ayam cakar elang cakar bebek
A. Cakar kakak tua
B. Cakar ayam
C. Cakar elang
D. Cakar bebek

9. Perhatikan gambar di bawah! Tulang rusuk ditunjukkan oleh nomor
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4





10. Bagian yang berfungsi untuk menyerap cahaya adalah nomor . . . .

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

11. Pada gambar paru-paru di samping, X berfungsi untuk

A. menyaring kotoran
B. keluar masuknya udara
C. mengatur pertukaran udara
D. penghubung udara yang masuk

12. Alat pencernaan nomor 4 menghasilkan suatu zat yang disebut getah lambung, yang fungsinya
untuk….

A. Memecah makanan agar mudah diserap oleh pembuluh darah
B. Mendorong makanan
C. Mengendapkan makanan
D. Menyaring makanan

13. Peredaran darah ada dua macam, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang alirannya adalah….

A. Jantung – paru – jantung
B. Jantung – seluruh tubuh – jantung
C. Paru – seluruh tubuh – paru
D. Seluruh tubuh – jantung – paru

14. fungsi daun pada tumbuhan adalah
A. Menyerap makanan
B. fotosintesis
C. mengolah makanan
D. menyimpan cadangan makanan

15. Zat berfungsi untuk menimbulkan energi atu tenaga terutama adalah….
A. Vitamin
B. Mineral
C. Protein
D. karbohidarat














17. Kegiatan yang dilakukan oleh Rosi pada hari Senin adalah sebagai
berikut:
No Kegiatan Waktu
1 Belajar 8 jam
2 Tidur 6 jam
3 Membantu orang tua 2 jam
4 Nonton TV 1 jam
5 Bermain 3 jam
Persentase waktu yang digunakan oleh Rosi untuk tidur adalah…
A.12%
B. 15%
C. 30%
D. 40%

18. Faktor persekutuan terkecil (KPK) dari 24, 32 dan 48
adalah …
A. 46
B. 62
C. 84
D. 96

19. Nilai dari √196 _ √625 adalah ….
A. 29
B. 32
C. 36
D.39

20. Jumlah umur bapak dan ibu 56 tahun. Jika umur bapak dan ibu
berbanding antara 3 dan 4, maka umur bapak … tahun
A. 8
B.24
C.28
D. 32
19. Skala peta 1 : 500.000. Jika jarak Bandung – Sumedang 60 km,
maka jarak pada peta … cm
A. 12.000 cm
B. 1.200 cm
C. 120 cm
D. 12 cm

20. 45 hm + 2 dam + 12 m = … m
A. 4.514
B. 4.532
C. 4.552
D. 4.533

21. Banyak titik sudut pada gambar di bawah adalah …

A. 2
B. 3
C. 4
D.5

22. Pencerminan yang benar ditunjukkan oleh gambar….


23. Kebun pak Dudi berbentuk seperti pada gambar di samping. Luas
kebun tersebut adalah …

A.792 m2
B.864 m2
C.576 m2
D.568 m2

24. Dari rangkaian persegi di bawah yang merupakan jarinjaring
kubus adalah gambar nomor …

A. I, II, III
B. II, III, IV
C. I, III, IV
D. I, II, IV

25. Luas permukaan balok pada gambar di bawah adalah….

A. 552 cm2
B. 452 cm2
C. 352 cm2
D. 225 cm2

contoh surat tugas

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
UPT KURIKULUM IX KECAMATAN SUKAMAKMUR
SEKOLAH DASAR NEGERI PABUARAN 02
Alamat : Kp. Lw.Catang Desa Pabuaran Kec. Sukamakmur - Bogor 16830

KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI PABUARAN 02
Nomor : 421.2/01/SD-23/VIII/2008

PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR DAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan ;
a. Bab III Standar Isi, pasal 5 ayat (1), pasal 6 ayat (1),ayat (5),pasal 7 ayat (1), ayat (2),ayat (3),ayat (7),ayat (8), pasal 10 ayat (1), pasal 18 ayat (1),ayat (2), ayat (3). Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
b. Bab IV Standar Proses, pasal 19 ayat (1),ayat (2),ayat (3), pasal 20, pasal 21, ayat (1),ayat (2), pasal 22 ayat (1),ayat (2),ayat (3), dan pasal 23. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. Bab V Standar Kompetensi Lulusan, pasal 25 ayat (1),ayat (3),ayat (4), pasal 26 ayat (1), Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Perlu menetapkan Pembagian Tugas Mengajar dan Kegiatan Ekstra Kurikuler.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 tahun 1990, tentang Pendidikan Dasar.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Permendiknas No.22 tahun 2006,tentang Standar Isi,Satuan Pendidikan Dasar/Menengah
6. Permendiknas No.23 tahun 2006,tentang SKL,Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 7. Permendiknas No.24 tahun 2006,tentang Pelaksanaan Permendiknas N0.22 tahun 2006 8. Permendiknas No.23 tahun 2006,tentang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
9. Permendiknas No.16 tahun 2006,tentang Standar Kualifikasi Akademik/Kompetensi Guru.
10. Permendiknas No 18 tahun 2006,tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
11. Permendiknas No.19 tahun 2006,tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, dan
12. Permendiknas No.16 tahun 2006,tentang Standar Penilaian Pendidikan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Pembagian tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar semester 1 dan 2 seperti
tercantum dalam Lampiran I surat keputusan ini;
KEDUA : Pembagian tugas guru dalam kegiatan ekstra kurikuler semester 1 dan 2 seperti
tercantum dalam Lampiran II surat keputusan ini;
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Belanja Sekolah.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
pada anggaran belanja sekolah.
KELIMA : Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pabuaran
Pada tanggal : 16 Juli 2008
Kepala Sekolah,



OGI S.PD.SD S.Pd.
NIP.196007061982011004
Tembusan :
1. Yth. Kepala UPT KURIKULUM IX Kecamatan Sukamakmur.
2. Yth. Pengawas Pendidikan TK/SD Kecamatan Sukamakmur.
3. Yth. Guru yang bersangkutan.

Lampiran I
SK Nomor : 421.2/01/SD-23/VIII/2008.
Tanggal : 16 Juli 2008.
Perihal : Pembagian Tugas Mengajar Semester 1 dan 2 Tahun 2008/2009.

NO NUPTK NAMA/NIP PANGKAT,GOL./R JABATAN TUGAS MENGAJAR KELAS JUMLAH JAM KET
1
1144734636200063
Syarifuddin
13116246 Pembina,
IV/a Guru GURU MATA PELAJARAN I-VI 24
2

Wahli S.Pd
131958612 Pembina
IV/a Guru GURU KELAS VI 36
3
3139758659200023
Mamat Rahmat 0 Guru GURU KELAS V.B 36
4
8249762665200003
Yusuf Taoziri 0 Guru Honorer GURU KELAS IV 36
5

Agus Sutanto 0 Guru Honorer GURU KALAS III.A 28
6

Khoerudin 0 Guru Honorer GURU KELAS III.B 28
7
6939765667300002
Siti Maesyaroh 0 Guru Honorer GURU KELAS II 28
8

Imi Maesyaroh 0 Guru Honorer GURU KELAS I 28










Ditetapkan di : Pabuaran
Pada tanggal : 16 Juli 2008
Kepala Sekolah,




OGI S.PD.SD S.Pd.
NIP.130721222
















Lampiran II
SK Nomor : 421.2/01/SD-23/VIII/2008.
Tanggal : 13 Juli 2009.
Perihal : Pembagian Tugas Kegiatan Ekstra Kurikuler Semester 1 dan 2 Tahun 2009/2010.

NO NUPTK NAMA PANGKAT,GOL./R JABATAN TUGAS EKSTRA KURIKULER KET
1 1144734636200063 Syarifuddin Pembina,
IV/a Guru Pembina Agama Islam
2 Wahli S.Pd Pembina,
IV/a Guru Pembina Bahasa Sunda
3 6939765667300002 Siti Maesyaroh 0 Guru Honorer Pembina UKS
4
Kahfi 0 Penjaga -
5 Agus Sutanto 0 Guru
Honorer Pembina Kesenian
6 3139758659200023 Mamat Rahmat 0 Guru Honorer Pembina Olah Raga
7 8249762665200003 Yusuf Taoziri 0 Guru Honorer Pembina Pramuka
8 Khoerudin 0 Guru Honorer Pembina Paskibra
9 Imi Maesyaroh 0 Guru Honorer Pembina PKK
10

11

12

13

14


Ditetapkan di : Pabuaran
Pada tanggal : 13 Juli 2008
Kepala Sekolah,




OGI S.PD.SD S.Pd.
NIP.195901011979121005.-

Minggu, 21 Februari 2010

Sabtu, 20 Februari 2010

Tentang pendidikan di SD dan SMP

Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa
Abstract
I. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah adalah motivasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi berkorelasi dengan hasil belajar yang baik, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah ini. Jika motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan, maka dapat diharapkan bahwa prestasi belajar siswa juga akan meningkat.
Strategi meningkatkan motivasi belajar siswa sering menjadi masalah tersendiri bagi para guru karena terdapat banyak faktor – baik internal maupun eksternal – yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Guru menerapkan prinsip-prinsip motivasi belajar siswa dalam desain pembelajaran, yaitu ketika memilih strategi dan metode pembelajaran. Pemilihan strategi dan metode tertentu ini akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa.
Upaya meningkatkan motivasi belajar inilah yang menarik untuk dikaji lebih jauh, sehingga dalam paper ini akan dilakukan studi mengenai pengaruh metode pembelajaran inquiry dalam belajar Sains di sekolah terhadap motivasi belajar siswa itu sendiri. Dalam lingkup yang lebih umum, meningkatnya motivasi belajar siswa juga akan mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Penyelesaian masalah yang akan dikaji dalam paper ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memilih strategi dan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebagai catatan, penyebutan metode inquiry dalam keseluruhan paper ini mengacu kepada metode inquiry dalam pembelajaran bidang Sains.
Perumusan Masalah
Dalam paper ini, masalah utama yang dicoba dipecahkan adalah apakah terdapat pengaruh metode belajar inquiry dalam belajar Sains di sekolah terhadap motivasi belajar siswa?
II. Deskripsi Teoretik
A. Metode Belajar Inquiry
Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry. David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993).
Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik terhadap Sains jika mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” Sains. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung metode inquiry. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep Sains dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut (Blosser, 1990).
Metode inquiry yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap Sains dan Matematika (Haury, 1993). Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa metode inquiry membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metode inquiry tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).
Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources (Garton, 2005).
Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini – sesuai dengan Taxonomy Bloom – siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
Student Engangement. Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi.
Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources. Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya.
B. Teori – teori Motivasi
Motivasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan apa yang memberikan energi bagi seseorang dan apa yang memberikan arah bagi aktivitasnya. Motivasi kadang-kadang dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil. Energi dan arah inilah yang menjadi inti dari konsep tentang motivasi. Motivasi merupakan sebuah konsep yang luas (diffuse), dan seringkali dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi energi dan arah aktivitas manusia, misalnya minat (interest), kebutuhan (need), nilai (value), sikap (attitude), aspirasi, dan insentif (Gage & Berliner, 1984).
Dengan pengertian istilah motivasi seperti tersebut di atas, kita dapat mendefinisikan motivasi belajar siswa, yaitu apa yang memberikan energi untuk belajar bagi siswa dan apa yang memberikan arah bagi aktivitas belajar siswa.
Secara umum, teori-teori tentang motivasi dapat dikelompokkan berdasarkan sudut pandangnya, yaitu behavioral, cognitive, psychoanalytic, humanistic, social learning, dan social cognition.
1. Teori-teori Behavioral
Robert M. Yerkes dan J.D. Dodson, pada tahun 1908 menyampaikan Optimal Arousal Theory atau teori tentang tingkat motivasi optimal, yang menggambarkan hubungan empiris antara rangsangan (arousal) dan kinerja (performance). Teori ini menyatakan bahwa kinerja meningkat sesuai dengan rangsangan tetapi hanya sampai pada titik tertentu; ketika tingkat rangsangan menjadi terlalu tinggi, kinerja justru menurun, sehingga disimpulkan terdapat rangsangan optimal untuk suatu aktivitas tertentu (Yerkes & Dodson, 1908).
Pada tahun 1943, Clark Hull mengemukakan Drive Reduction Theory yang menyatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang muncul mungkin bermacam-macam bentuknya (Budiningsih, 2005). Masih menurut Hull, suatu kebutuhan biologis pada makhluk hidup menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk melakukan aktivitas memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa reduksi kebutuhan (need reduction response). Menurut teori Hull, dorongan (motivators of performance) dan reinforcement bekerja bersama-sama untuk membantu makhluk hidup mendapatkan respon yang sesuai (Wortman, 2004). Lebih jauh Hull merumuskan teorinya dalam bentuk persamaan matematis antara drive (energi) dan habit (arah) sebagai penentu dari behaviour (perilaku) dalam bentuk:
Behaviour = Drive × Habit
Karena hubungan dalam persamaan tersebut berbentuk perkalian, maka ketika drive = 0, makhluk hidup tidak akan bereaksi sama sekali, walaupun habit yang diberikan sangat kuat dan jelas (Berliner & Calfee, 1996).
Pada periode 1935 – 1960, Kurt Lewin mengajukan Field Theory yang dipengaruhi oleh prinsip dasar psikologi Gestalt. Lewin menyatakan bahwa perilaku ditentukan baik oleh person (P) maupun oleh environment (E):
Behaviour = f(P, E)
Menurut Lewin, besar gaya motivasional pada seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan lingkungannya ditentukan oleh tiga faktor: tension (t) atau besar kecilnya kebutuhan, valensi (G ) atau sifat objek tujuan, dan jarak psikologis orang tersebut dari tujuan (e).
Force = f(t, G)/e
Dalam persamaan Lewin di atas, jarak psikologis berbanding terbalik dengan besar gaya (motivasi), sehingga semakin dekat seseorang dengan tujuannya, semakin besar gaya motivasinya. Sebagai contoh, seorang pelari yang sudah kelelahan melakukan sprint ketika ia melihat atau mendekati garis finish. Teori Lewin memandang motivasi sebagai tension yang menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuannya dari jarak psikologis yang bervariasi (Berliner & Calfee, 1996).
2. Teori-teori Cognitive
Pada tahun 1957 Leon Festinger mengajukan Cognitive Dissonance Theory yang menyatakan jika terdapat ketidakcocokan antara dua keyakinan, dua tindakan, atau antara keyakinan dan tindakan, maka kita akan bereaksi untuk menyelesaikan konflik dan ketidakcocokan ini. Implikasi dari hal ini adalah bahwa jika kita dapat menciptakan ketidakcocokan dalam jumlah tertentu, ini akan menyebabkan seseorang mengubah perilakunya, yang kemudian mengubah pola pikirnya, dan selanjutnya mengubah lebih jauh perilakunya (Huitt, 2001).
Teori kedua yang termasuk dalam teori-teori cognitive adalah Atribution Theory yang dikemukakan oleh Fritz Heider (1958), Harold Kelley (1967, 1971), dan Bernard Weiner (1985, 1986). Teori ini menyatakan bahwa setiap individu mencoba menjelaskan kesuksesan atau kegagalan diri sendiri atau orang lain dengan cara menawarkan attribut-atribut tertentu. Atribut ini dapat bersifat internal maupun eksternal dan terkontrol maupun yang tidak terkontrol seperti tampak pada diagram berikut.
Internal
Eksternal
Tidak terkontrol
Kemampuan (ability)
Keberuntungan (luck)
Terkontrol
Usaha (effort)
Tingkat kesulitan tugas
Dalam sebuah pembelajaran, sangat penting untuk membantu siswa mengembangkan atribut-diri usaha (internal, terkontrol). Jika siswa memiliki atribut kemampuan (internal, tak terkontrol), maka begitu siswa mengalami kesulitan dalam belajar, siswa akan menunjukkan perilaku belajar yang melemah (Huitt, 2001).
Pada tahun 1964, Vroom mengajukan Expectancy Theory yang secara matematis dituliskan dalam persamaan: Motivation = Perasaan berpeluang sukses (expectancy) × Hubungan antara sukses dan reward (instrumentality) × Nilai dari tujuan (Value)
Karena dalam rumus ini yang digunakan adalah perkalian dari tiga variabel, maka jika salah satu variabel rendah, motivasi juga akan rendah. Oleh karena itu, ketiga variabel tersebut harus selalu ada supaya terdapat motivasi. Dengan kata lain, jika seseorang merasa tidak percaya bahwa ia dapat sukses pada suatu proses belajar atau ia tidak melihat hubungan antara aktivitasnya dengan kesuksesan atau ia tidak menganggap tujuan belajar yang dicapainya bernilai, maka kecil kemungkinan bahwa ia akan terlibat dalam aktivitas belajar.
3. Teori-teori Psychoanalytic
Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini adalah Psychoanalytic Theory (Psychosexual Theory) yang dikemukakan oleh Freud (1856 – 1939) yang menyatakan bahwa semua tindakan atau perilaku merupakan hasil dari naluri (instinct) biologis internal yang terdiri dari dua kategori, yaitu hidup (sexual) dan mati (aggression). Erik Erikson yang merupakan murid Freud yang menentang pendapat Freud, menyatakan dalam Theory of Socioemotional Development (atau Psychosocial Theory) bahwa yang paling mendorong perilaku manusia dan pengembangan pribadi adalah interaksi sosial (Huitt, 1997).
4. Teori-teori Humanistic
Teori yang sangat berpengaruh dalam teori humanistic ini adalah Theory of Human Motivation yang dikembangkan oleh Abraham Maslow (1954). Maslow mengemukakan gagasan hirarki kebutuhan manusia, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu deficiency needs dan growth needs. Deficiency needs meliputi (dari urutan paling bawah) kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, dan kebutuhan akan penghargaan. Dalam deficiency needs ini, kebutuhan yang lebih bawah harus dipenuhi lebih dulu sebelum ke kebutuhan di level berikutnya. Growth needs meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan estetik, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan self-transcendence. Menurut Maslow, manusia hanya dapat bergerak ke growth needs jika dan hanya jika deficiency needs sudah terpenuhi. Hirarki kebutuhan Maslow merupakan cara yang menarik untuk melihat hubungan antara motif manusia dan kesempatan yang disediakan oleh lingkungan (Atkinson, 1983).
Teori Maslow mendorong penelitian-penelitian lebih lanjut yang mencoba mengembangkan sebuah teori tentang motivasi yang memasukkan semua faktor yang mempengaruhi motivasi ke dalam satu model (Grand Theory of Motivation), misalnya seperti yang diusulkan oleh Leonard, Beauvais, dan Scholl (1995). Menurut model ini, terdapat 5 faktor yang merupakan sumber motivasi, yaitu 1)instrumental motivation (reward dan punishment), 2)Intrinsic Process Motivation (kegembiraan, senang, kenikmatan), 3)Goal Internalization (nilai-nilai tujuan), 4)Internal Self-Concept yang didasarkan pada motivasi, dan 5) External Self-Concept yang didasarkan pada motivasi (Leonard, et.al, 1995).
5. Teori-teori Social Learning
Social Learning Theory (1954) yang diajukan oleh Julian Rotter menaruh perhatian pada apa yang dipilih seseorang ketika dihadapkan pada sejumlah alternatif bagaimana akan bertindak. Untuk menjelaskan pilihan, atau arah tindakan, Rotter mencoba menggabungkan dua pendekatan utama dalam psikologi, yaitu pendekatan stimulus-response atau reinforcement dan pendekatan cognitive atau field. Menurut Rotter, motivasi merupakan fungsi dari expectation dan nilai reinforcement. Nilai reinforcement merujuk pada tingkat preferensi terhadap reinforcement tertentu (Berliner & Calfee, 1996).
6. Teori Social Cognition
Tokoh dari Social Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui berbagai eksperimen Bandura dapat menunjukkan bahwa penerapan konsekuensi tidak diperlukan agar pembelajaran terjadi. Pembelajaran dapat terjadi melalui proses sederhana dengan mengamati aktivitas orang lain. Bandura menyimpulkan penemuannya dalam pola 4 langkah yang mengkombinasikan pandangan kognitif dan pandangan belajar operan, yaitu 1)Attention, memperhatikan dari lingkungan, 2)Retention, mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh, 3)Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa yang dilihat, 4)Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah kemungkinan perilaku yang akan muncul lagi (reinforcement and punishment) (Huitt, 2004).
C. Teori Curiosity Berlyne
Pada tahun 1960 Berlyne mengemukakan sebuah Teori tentang Curiosity atau rasa ingin tahu. Menurut Berlyne, ketidakpastian muncul ketika kita mengalami sesuatu yang baru, mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Ini akan menimbulkan rangsangan yang tinggi dalam sistem syaraf pusat kita. Respon manusia ketika menghadapi suatu ketidakpastian inilah yang disebut dengan curiosity atau rasa ingin tahu. Curiosity akan mengarahkan manusia kepada perilaku yang berusaha mengurangi ketidakpastian (Gagne, 1985).
Dalam pembelajaran Sains, ketika guru melakukan demonstrasi suatu eksperimen yang memberikan hasil yang tidak terduga, hal ini akan menimbulkan konflik konseptual dalam diri siswa, dan ini akan memotivasi siswa untuk mengerti mengapa hasil eksperimen tersebut berbeda dengan apa yang dipikirkannya. Dengan demikian, keadaan ketidakpastian yang diciptakan oleh guru telah menimbulkan curiosity siswa, dan siswa akan termotivasi untuk mengurangi ketidakpastian dalam dirinya tersebut. Dapat disimpulkan bahwa curiosity merupakan hal penting dalam meningkatkan motivasi. Sejarah juga membuktikan bahwa curiosity memiliki banyak peran dalam kehidupan para penemu (inventor), ilmuwan, artis, dan orang-orang yang kreatif.
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan curiosity siswa adalah inquiry teaching. Dalam metode ini, siswa lebih banyak ditanya daripada diberikan jawaban. Dengan mengajukan pertanyaan, bukan hanya pernyataan-pernyataan, curiosity siswa akan meningkat karena siswa mengalami ketidakpastian terhadap jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut (Gagne, 1985).
D. Hipotesis
Berdasarkan paparan teori-teori di atas, dapat diambil suatu hipotesis bahwa terdapat kaitan yang erat antara peningkatan motivasi belajar siswa terhadap penerapan metode inquiry dalam pembelajaran Sains.
III. Diskusi
Seperti yang telah diteliti oleh Haury (Haury, 1993), salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari metode inquiry adalah munculnya sikap keilmiahan siswa, misalnya sikap objektif, rasa ingin tahu yang tinggi, dan berpikir kritis, Jika metode inquiry dapat mempengaruhi sikap keilmiahan siswa, maka muncul pertanyaan apakah metode ini juga dapat mempengaruhi motivasi belajar dalam diri siswa? Sesuai dengan teori curiosity Berlyne, rasa ingin tahu yang dimiliki siswa akan memberikan motivasi bagi siswa tersebut untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya; yang tidak lain adalah motivasi untuk belajar. Dengan sikap keilmiahan yang baik, konsep-konsep dalam Sains lebih mudah dipahami oleh siswa. Begitu juga, dengan motivasi belajar yang tinggi, kegiatan pembelajaran Sains juga menjadi lebih mudah mencapai tujuannya, yaitu pemahaman konsep-konsep Sains. Jadi, tampaknya ada hubungan yang kuat antara motivasi belajar dengan sikap keilmiahan yang terbentuk sebagai akibat dari penerapan metode inquiry.
Rasa ingin tahu yang tinggi dapat dikaitkan dengan teori Maslow, yang menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang salah satunya kebutuhan untuk mengetahui dan kebutuhan untuk memahami. Oleh karena itu, metode inquiry yang biasa diterapkan dalam pembelajaran Sains secara tidak langsung sebenarnya mencoba memenuhi salah satu kebutuhan manusia tersebut.
Seperti yang telah diuraikan dalam deskripsi teoretik di depan, komponen pertama dalam metode inquiry adalah question atau pertanyaan. Dalam pandangan teori-teori motivasi behavioral, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat diartikan sebagai rangsangan (arousal) atau dorongan (drive). Adanya rangsangan dan dorongan ini menyebabkan siswa termotivasi untuk meresponnya melalui kegiatan ilmiah, yaitu mencari jawaban dari pertanyaan. Kegiatan ilmiah yang dilakukan, sesuai teori Hull tidak lain adalah upaya untuk mengurangi dorongan atau drive.
Yang perlu diperhatikan dalam memberikan pertanyaan kepada siswa adalah bahwa ada rangsangan optimal untuk suatu aktivitas tertentu sesuai dengan Optimal Arousal Theory. Sebab, jika rangsangan yang diberikan terlalu tinggi, maka motivasi siswa justru dapat turun kembali. Harus juga dipertimbangkan apa yang oleh Field Theory disebut sebagai jarak psikologis ke suatu tujuan; dalam memberikan pertanyaan, sebaiknya “jarak” antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan jawaban yang diharapkan tidak terlalu jauh, supaya motivasi untuk menjawab pertanyaan tersebut besar karena jarak psikologis tersebut berbanding terbalik dengan motivasi.
Dalam pandangan teori-teori motivasi Cognitive, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam pembelajaran Sains dengan metode inquiry sama artinya dengan menciptakan ketidakcocokan (konflik) antara apa yang dipikirkan oleh siswa dengan apa yang seharusnya menjadi jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut. Cognitive Dissonance Theory menyiratkan bahwa jika guru dapat menciptakan konflik-konflik tersebut, maka siswa akan berusaha (termotivasi) untuk mengubah perilakunya, yang kemudian mengubah pola pikirnya.
Sementara menurut Expectation Theory, jika seseorang merasa tidak percaya bahwa ia dapat sukses pada suatu proses belajar atau ia tidak melihat hubungan antara aktivitasnya dengan kesuksesan atau ia tidak menganggap tujuan belajar yang dicapainya bernilai, maka kecil kemungkinan bahwa ia akan terlibat dan termotivasi dalam aktivitas belajar. Oleh karena itu, jika metode inquiry diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa memiliki batasan-batasan tertentu, misalnya siswa harus merasa dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang disyaratkan dalam metode pembelajaran Inquiry, yang oleh Garton disebut sebagai pertanyaan essential, antara lain harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut (Garton, 2005).
dapat ditanyakan berulang-ulang
menunjukkan kepada siswa hubungan antara beberapa konsep dalam sebuah subjek
muncul dari usaha untuk belajar lebih jauh mengenai kehidupan, berupa pertanyaan umum dan membuka pertanyaan-pertanyaan lebih jauh
menuntun pada konsep utama subjek tertentu, untuk menjawab pertanyaan bagaimana kita mengetahuinya atau mengapa
memberikan stimulus dan menumbuhkan minat untuk menyelidiki; melibatkan siswa dan menimbulkan curiosity
melibatkan level berpikir yang lebih tinggi
tidak dapat langsung dijawab
tidak dapat dijawab hanya dengan satu kalimat
Contoh pertanyaan essential antara lain:
“Apa yang menyebabkan sebuah zat disebut zat padat, zat cair, atau gas?”
“Darimana datangnya ayam dan bagaimana cara kerja telur ayam sehingga bisa menjadi ayam?”
“Mengapa bentuk bulan berubah-ubah?”
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa bersama-sama mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lain, yang oleh Garton disebut pertanyaan unit, untuk menjawab pertanyaan essential. Ciri pertanyaan unit antara lain:
menanyakan konsep-konsep apa saja yang terdapat dalam subjek pertanyaan essential
membantu siswa menjawab pertanyaan essential secara lebih spesifik
Contoh pertanyaan unit antara lain:
Apa saja contoh zat padat, zat cair, dan gas?
Apakah ciri-ciri zat padat, zat cair, dan gas?
Komponen kedua dan ketiga dalam metode inquiry adalah student engangement (keterlibatan) dan cooperative interaction (interaksi kerjasama). Kedua hal ini akan dibahas bersamaan karena memiliki kedekatan. Keterlibatan siswa dan interaksi kerjasama dapat ditinjau berdasarkan teori-teori motivasi Psychoanalitic, Humanistic, dan Social Cognition.
Dalam pandangan Theory of Socioemotional Development, yang paling mendorong atau memotivasi perilaku manusia dan pengembangan pribadi adalah interaksi sosial. Dalam pembelajaran dengan metode inquiry, ketika siswa merasa dilibatkan oleh guru (lingkungan) dalam proses menjawab pertanyaan-pertanyaan dan melakukan interaksi dengan sesama siswa melalui kerja kelompok, maka perilaku dan kepribadiannya berubah ke arah yang lebih baik, yaitu ikut aktif terlibat dalam kegiatan dan mau bekerjasama. Supaya keterlibatan dan kerjasamanya dapat diterima oleh lingkungan, maka ia harus menyiapkan diri sebaik mungkin, misalnya dengan membaca banyak buku teks. Artinya, motivasi belajar siswa meningkat.
Dalam pandangan teori Maslow, manusia memiliki kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Kesempatan siswa untuk terlibat dan bekerjasama dalam sebuah pembelajaran dengan metode inquiry dapat dikatakan sebagai kesempatan untuk memenuhi dua kebutuhan – penghargaan dan aktualisasi diri – tersebut. Dengan demikian, metode inquiry memberikan ruang bagi siswa untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga siswa pun akan memiliki motivasi yang tinggi, tentu saja motivasi dalam belajar.
Keterlibatan dan interaksi kerjasama dalam pembelajaran Sains dengan metode inquiry juga dapat ditinjau berdasarkan teori Social Cognition, yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat terjadi antara lain melalui attention dan motivation. Attention, artinya siswa memperhatikan lingkungan melalui keterlibatannya. Motivation, artinya lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah kemungkinan perilaku. Contoh konsekuensi adalah dianggap tidak aktif terlibat dan tidak dapat bekerjasama. Untuk menghindari konsekuensi ini, siswa termotivasi untuk belajar sehingga konsekuensi yang diperoleh adalah konsekuensi yang positif.
Komponen keempat dalam metode inquiry adalah performance evaluation. Performance evaluation dapat ditinjau dari Expectation Theory yang menyatakan bahwa motivasi merupakan fungsi dari expectation, reward, dan nilai. Dalam performance evaluation, siswa akan berusaha sebaik-baiknya dengan expectancy mendapatkan reward (misalnya nilai yang baik). Dengan demikian, sesuai teori ini motivasi siswa akan meningkat karena metode inquiri mengandung performance evaluation. Hal sebaliknya dapat dinyatakan bahwa motivasi siswa akan rendah dalam suatu pembelajaran yang tidak memasukkan unsur performance evaluation di dalamnya.
Mirip dengan Expectation Theory, Social Learning Theory juga menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang adalah expectation dan nilai reinforcement. Dengan demikian, melalui performance evaluation ini motivasi siswa akan meningkat karena expectation siswa yang tinggi.
Berdasarkan teori Maslow, dalam performance evaluation siswa diberi kesempatan untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Artinya, adanya kesempatan ini menyebabkan motivasi siswa meningkat agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Komponen kelima dalam metode inquiry adalah Variety of Resources. Komponen ini dapat dikaitkan dengan teory Curiosity Berlyne yang menyimpulkan bahwa curiosity meningkatkan motivasi belajar siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru menimpulkan ketidakpastian atau konflik konseptual dalam diri siswa. Konflik konseptual ini akan menimbulkan rasa ingin tahu yang besar dalam diri siswa. Untuk menjawab rasa ingin tahunya, siswa harus memiliki banyak pengetahuan, yang dapat diperoleh dari berbagai macam sumber belajar. Artinya, dalam metode inquiry sebenarnya guru menciptakan curiosity siswa, yang meningkatkan motivasi belajarnya, dan guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk memuaskan rasa ingin tahunya tersebut melalui berbagai macam sumber belajar. Tentu saja, peranan guru sangat penting dalam memilihkan sumber belajar yang tepat agar siswa tidak terlalu lama dalam keadaan “belum menemukan jawaban”, karena hal ini dapat menurunkan kembali motivasinya.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran kelima komponen dalam metode inquiry di atas ditinjau dari berbagai teori tentang motivasi dan curiosity terlihat bahwa metode inquiry memberikan kesempatan meningkatnya motivasi belajar siswa. Memberikan kesempatan dapat diartikan sebagai suatu ketidakpastian, masih terdapat batasan-batasan. Misalnya, jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa terlalu sulit (jarak psikologisnya jauh), tidak memberikan rangsangan dan curiosity yang tinggi, maka peningkatan motivasi belajar juga sulit diharapkan. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dari metode inquiry terhadap motivasi belajar siswa.
untuk lebih lengkap unduh di http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=1&ved=0CAgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FSekolah_dasar&ei=teSAS8CPFtGwrAf9n62bBw&usg=AFQjCNG1wofZOwUBEmkBwjDEiTcEVdi_JA&sig2=y559BRD8bga_192BUuIj7w

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=2&ved=0CAoQFjAB&url=http%3A%2F%2Fsltp.net%2F&ei=teSAS8CPFtGwrAf9n62bBw&usg=AFQjCNF4jndJ732r1ude7pfF-JhbzMq7gg&sig2=9Mp6wJCbjYC7As4sqiVJNw
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=3&ved=0CA0QFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.delidn.ec.europa.eu%2Fen%2Fspecial%2Fbluebook%2FBB07-ID4.pdf&ei=teSAS8CPFtGwrAf9n62bBw&usg=AFQjCNHzxkRGY115TegJBg5IBMH507wrrA&sig2=jpvx5qxfWV-xnpMTmEH8lg